Langsung ke konten utama

Tak Ada yang Sia-sia (Kisah Touring Promo Album Bersama D'Masiv)

Dalam rangka promo album ke-5 D'Masiv bertajuk Orange Album dan sekaligus untuk memecahkan rekor MURI bernyanyi di 50 outlet Alfamidi dalam waktu 24 jam. Mereka mengadakan touring dengan mengendarai sepeda motor untuk menuju tiap titik Alfamidi yang telah ditunjuk. Dan saya berkesempatan menjadi bagian dari acara mereka.


Berawal dari kesempatan yang diberikan kepada para Masivers (sebutan bagi fans D'Masiv) untuk turut serta meramaikan acara tersebut. Saya akhirnya tergabung dalam rombongan mereka. Karena keponakan saya adalah salah satu Masivers sejak kecil. Dia (keponakan saya) sudah jauh-jauh hari dikabari tentang hal ini. Dan saya pun jauh-jauh hari sudah mengosongkan jadwal. Bersama ibunya saya akan mendampingi dia ikut serta acara tersebut.

Maka pada hari Minggu tanggal 4 Desember 2016 kami pun tak kalah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya.  Cuaca pagi itu sudah mendung diiringi angin. Cuaca yang enak untuk bergelung diselimuti. Tetapi kami harus segera berangkat. Apalagi setelah mendapat kabar bahwa rombongan D'Masiv sudah selesai di titik pertama. Wow...lebih cepat dari jadwal yang ditentukan. Maka kami pun segera meluncur di titik berikutnya.

Dokumen pribadi

Kami tiba di titik berikutnya. Setelah bersay hey dan sedikit berbla-bla kami segera bergabung dengan rombongan yang terdiri dari 5 motor Cleveland untuk membonceng para personel D’Masiv, 1 unit mobil ambulance, 1 mobil dari Seputar Indonesia, 2 mobil dari Musica Studio, 1 mobil dari tim MURI, 1 mobil dari tim Alfamidi, 2 unit motor provost dan 2-3 sepeda motor dari beberapa media dan kru lain.

Rombongan segera meluncur di titik-titik berikutnya dengan kecepatan penuh. Karena berkejaran dengan waktu dan kondisi jalanan. Titik pertama yang sudah dilewati adalah Alfamidi Jl.Adam Malik, Deplu, Kreo dan titik terakhirnya adalah Alfamidi MAXWELL, Sumarecon, Medang, Tangerang. Tetapi dengan menyinggahi puluhan titik Alfamidi yang jaraknya lumayan jauh. Ada yang di daerah Cikupa, Bitung dan Curug Tangerang.

Dokumen pribadi

Ketika perjalanan dari titik 30 yakni Alfamidi Moderland, Cikokol menuju titik berikutnya. Kami sempat terpisah dari rombongan. Adik saya beserta mobil Seputar Indonesia salah jalan. Saya bertahan di Modernland menunggu kabar. Sementara keponakan sudah ikut rombongan kru D'Masiv meluncur ke titik berikutnya. Saya sempat berpikir untuk kembali. Apalagi kondisi saat itu hujan deras. Adik saya gak mau ditinggal begitu kami sudah saling kontak. Akhirnya dalam kondisi hujan saya meluncur menuju titik di mana adik saya menunggu. 

Setelah bertemu dengan adik saya, kami sepakat untuk menjaga jarak agar tidak saling terpisah lagi. Tapi efeknya justru kami tertinggal dari rombongan ketika perjalanan dari Cikokol menuju Cikupa. Wah, kami sempat panik. Tetapi syukurlah rombongan dikawal provost, jadi kami cukup mudah bertanya-tanya pada orang di jalan. Karena mereka tentu melihat ke arah mana rombongan provost itu membelok.

Akhirnya setelah melewati beberapa titik, kami bisa bertemu dan bergabung dengan rombongan lagi. Hujan deras kami terjang bersama. Jalanan rusak dan berlubang pun kami libas bersama. Semua demi satu tujuan. Menjadi saksi keberhasilan D'Masiv memecahkan rekor MURI.

Dokumen pribadi

Sekitar pukul 22.00 WIB akhirnya rombongan tiba di titik terakhir yakni Alfamidi Maxwell, Sumarecon, Medang, Tangerang. Hujan sudah reda. Tetapi rombongan bermotor sudah basah kuyup sejak tadi. Perjalanan akan dilanjutkan menuju pantai indah kapuk sebagai titik puncak serangkaian acara hari itu. Sekaligus penyerahan piagam rekor MURI yang telah berhasil mereka ciptakan. Saya dan adik serta keponakan tidak ikut serta ke sana. Kami berhenti di titik 50. Dan kembali ke rumah dengan beragam rasa.

Lelah, tentu. Tidak hanya saya. Tapi mereka semua tentu juga merasakan hal yang sama. Ketika mungkin ada nada miring yang terdengar tak enak ditelinga, saya menanggapinya dengan senyum.

“Ngapain capek-capek. Dapet duit juga gak. Mending tidur.”

Tidak semua hal dinilai dan dihargai dengan uang. Bagi saya, moment ini menjadi sebuah pengalaman dan kenangan berharga, yang tidak semua orang bisa mendapatkannya. 

Dokumen pribadi

Diberi kesempatan ikut serta touring dengan rombongan D'Masiv tidak semua Masivers bisa dan sanggup. Dan kami ternyata sanggup sampai titik akhir. Ini menjadi pencapaian tersendiri bagi fisik kami. Alhamdulillah diberikan kekuatan sampai pol. 

Bisa merasakan perjalanan dalam kawalan provost, itu menjadi pengalaman tersendiri bagi kami. Selama ini kan hanya menjadi penonton jika ada rombongan provost lewat. Juga bisa berbagi cerita dan mejeng bareng dengan rider motor Cleveland. Jika tidak berada dalam satu event tentu tidak mungkin tiba-tiba kita ingin mejeng dan cerita-cerita dengan mereka.

Intinya, sebagai orang yang menyukai motor dan pernah motoran keliling Jawa. Moment ini menjadi pengalaman berharga bagi saya. Banyak hal yang bisa dipelajari bukan saja dari sisi touring motornya. Tetapi juga dari sisi marketing. Bahwa butuh kerja keras untuk mencapai sesuatu. Dan tetap harus bekerja keras untuk mempertahankan sesuatu. Keberhasilan dan kepopuleran imbas dari sebuah kerja keras. Dan grup band D'Masiv contoh nyata hasil dari kerja keras mereka selama ini dalam membentuk band hingga bisa seperti sekarang ini. Selamat dan terus semangat.


#onedayonepost
#desember2016
#harikeempat
#touring
#D’Masiv5150Alfamidi































Komentar

  1. Aku suka banget liat foto mbak denik naok motor polisi yg gede itu.. Kereeennn#lohhh 😂😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... Makasih Mba. Kapan lagi bisa nyobain nangkring di motor gede kalo bukan pas diberi kesempatan macem ini.

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Dari Dekat Para Pengisi Suara Animasi "Doraemon"

DORAEMON. Salah satu film animasi yang cukup populer di Indonesia. Merupakan judul sebuah manga dari Jepang karya Fujiko F. Fujio. Terbit pertama kali pada Desember 1969. Doraemon adalah sebuah robot musang yang datang dari abad ke-22. Doraemon dikirim untuk menolong Nobita. Seorang anak kelas 5 Sekolah Dasar yang sangat pemalas. Tujuannya agar keturunan Nobita dapat menikmati kesuksesan di masa depan, tidak menderita akibat sifat pemalas Nobita. Dalam cerita ini Nobita suka lalai dan tidak mau mendengarkan apa kata Doraemon. Sehingga benda-benda dari Doraemon yang gunanya untuk membantu dan mewujudkan keinginan Nobita, kerap jatuh ke tangan teman-temannya yang usil. Kekacauan pun terjadi karena ulah teman-temannya. Gian, Shizuka, dan Suneo adalah tokoh-tokoh sentral dalam cerita ini. Anime Doraemon dan kawan-kawan        Di Indonesia anime Doraemon dikenal sejak 13 November 1988 sampai sekarang. Disiarkan oleh stasiun tel...

Layar Tancap Dalam Kenangan

Pada suatu hari ketika saya melewati sebuah perkampungan yang sedang menggelar hajatan, ada sebuah pemandangan yang tiba-tiba menggelitik hati. Yaitu layar tancap (layar tancep). Sesuatu yang sudah jarang sekali ditemukan. Apalagi di zaman sekarang.  Dokumen pribadi Padahal beberapa tahun yang lalu layar tancap pernah menjadi primadona masyarakat. Terutama masyarakat kalangan menengah ke bawah. Dahulu dalam setiap acara hajatan terutama jika masyarakat Betawi yang menggelarnya, layar tancap menjadi sebuah hiburan yang ditunggu-tunggu. Semacam tren mark yang tak boleh dilewatkan. Bahkan bisa menaikkan gengsi si pemilik hajat, bila dilihat dari jenis layar tancap yang disewa. Mabak. Itu salah satu jenis layar tancap yang dianggap paling bagus. Dari tampilan di layar, kejernihan suara dan kualitas gambar yang baik, mabak memang berbeda. Oleh karena itu harga sewanya konon mahal. Tak heran bila si empunya hajatan lantas disebut sebagai orang yang mampu. Sekitar tahun 1990-an ke...

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mah...