Setiap orang tentu memiliki impian. Dan berharap mimpi itu suatu saat akan menjadi kenyataan. Tetapi bagaimana rasanya jika situasi dan kondisi membuat mimpi itu sepertinya hanya mimpi semata? Apakah mimpi itu akan tetap menyala-nyala?
Ketika beberapa tahun kemudian mimpi itu akhirnya menjadi nyata, apa yang terasakan?
Tidak mudah memang meraih mimpi itu. Tetapi tetap ada harapan untuk meraihnya. Sebab kita telah berani bermimpi. Meski pun entah kapan mimpi itu bisa diraih.
Bagi seorang pemusik, bisa menggelar konser tunggal dengan iringan pemusik hebat yang ia inginkan, tentu menjadi suatu mimpi dan kebanggan tersendiri baginya. Begitu pun bagi si penikmat musik, suatu hal yang diimpikannya tentu bisa melihat dan menonton konser musik kesayangannya secara langsung.
Sementara bagi seorang pelukis, bisa menggelar pameran guna mengenalkan hasil karyanya kepada masyarakat, tentu merupakan salah satu mimpi besarnya. Dan itu sah-sah saja sebagai wujud nyata pencapaiannya dalam berkarya.
Sedangkan saya sebagai pencinta buku, tentu memiliki mimpi-mimipi juga. Salah satunya bisa bertemu dengan si penulis dan mendapatkan tanda tangan si penulis.
Dan akhirnya mimpi itu terwujud juga setelah menunggu sekian lama. Saya yang penggemar serial Balada Si Roy karya Gola Gong akhirnya bisa bertemu dan berbincang-bincang dengan si pemilik karya tersebut. Setelah 27 tahun berkubang dalam mimpi. Sebuah mimpi yang cukup panjang sebelum akhirnya bisa terwujud.
Dokumen pribadi
Sebab dahulu akses informasi tak semudah saat ini. Kalau pun sekarang ini semua sudah serba mudah, tetapi kesibukan masing-masing yang membuat segalanya tampak sulit.
Berkejaran dengan waktu dan berjibaku dengan kemacetan Jakarta harus saya jalani untuk meraih mimpi itu. Dan akhirnya berhasil. Mimpi 27 tahun lalu itu pun jadi nyata. Tak terlukiskan bahagianya perasaan saya saat itu. Tak ada yang mustahil selama masih ada di dunia. Everything is possible.
Begitu pun saat saya bermimpi untuk bisa bertemu dengan Maria A. Sardjono. Penulis novel era 70-an. Saya harus menunggu 30 tahun lamanya untuk mewujudkan mimpi itu. Lagi-lagi jarak dan waktu yang menjadi kendala.
Dokumen pribadi
Tetapi akhirnya penantian itu tak sia-sia. Saya bisa bertemu dengan Maria A.Sardjono, penulis novel yang karyanya merupakan jenis novel cinta, di mana saya untuk pertama kalinya mengenal novel cinta. Saya jatuh cinta dengan tokoh perempuan yang dalam novel-novel itu digambarkan sebagai sosok perempuan tangguh dan mandiri. Dan Cinta itu yang akhirnya membawa mimpi saya menjadi kenyataan.
Kisah lain mewarnai perjalanan saya untuk bisa bertemu dengan Asma Nadia. Kali ini sebuah dilema menjadi kendala utama saya. Saat waktu dan kesempatan itu ada, saya dalam proses persiapan pesta ulang tahun bersama keluarga.
Dokumen pribadi
Tetapi mengingat kesempatan ini sangat langka maka saya belah Jakarta dengan kecepatan motor bak rider motoGP. Dan berhasil. Karya-karyanya yang penuh motivasi memang memotivasi saya. Asal sabar pasti dapat. Ini menjadi kado istimewa di hari jadi saya.
Semua peristiwa itu memberi kesan mendalam bagi saya. Dalam kehidupan saya sebagai pencinta buku. Dan satu peristiwa lagi yang paling berkesan bagi saya sebagai pencinta buku adalah saat saya, berkesempatan mengikuti ajang festival pembaca Indonesia. Sebuah pameran koleksi buku yang digelar oleh Goodreads Indonesia bagi pencinta buku.
Di sana saya bisa bertemu dan berbagi cerita dengan pengunjung yang memiliki selera buku yang sama. Membagi inspirasi kepada pengunjung tentang buku yang saya baca. Sebab bagi saya, buku itu tidak hanya dibaca lalu ditutup dan selesai. Tetapi harus ada sesuatu yang bisa dimaknai. Terserah bagaimana memaknainya. Masing-masing memiliki caranya sendiri. Dan ini cara saya, berbagi inspirasi.
#HariKeEnambelas
#OneDayOnePost
#MyBookMyInspirasi
#OneDayOnePost
#MyBookMyInspirasi
Hebat, Ka Denik...salut sm perjuangannya..acung jempol 4...
BalasHapusHebat, Ka Denik...salut sm perjuangannya..acung jempol 4...
BalasHapusTerima kasih Mba Lisa.
HapusIH senangnya bisa bertemu penulis hebat ITU ya
BalasHapusBetul Mba. Selama ini cuma baca bukunya eh akhirnya bisa bertemu orangnya.
HapusMantap bu. Saya jg smpat beberapa kali belajar dan diskusi langsng bareng kang gong. Trakhr ktemu bln 1 kemarin
BalasHapusIya...beliau sangan mendukung sekali program TKI menulis.
HapusWih keren mba Denik...
BalasHapussemoga aku juga bisa ketemu sama penulis2 hebat itu, hehe
Nice experience mba Denik.
BalasHapusDuh mupeng banget deh.
Seorang calon penulis hebat bertemu dengan penlulis hebat đź‘Ť
Aamiin...
Nothong imposible...
BalasHapusWah banyak bener bukunya mba... Jadi termotivasi u/ lbih bnyak mmbca..
***
Abdur-rahiem.blogspot.com
Kereeen sekali mba denik
BalasHapuskoleksinya banyak sekali mba. :))
BalasHapusbenar-benar menginspirasi..
Mba Denik keren abiss.... aseli hebat.
BalasHapusMba Denik keren abiss.... aseli hebat.
BalasHapus