Langsung ke konten utama

Peraturan yang Salah Kaprah

Jalanan itu ibarat tempat uji kesabaran. Berbagai tingkah polah orang bisa kita jumpai di jalan. Yang jika tidak kuat-kuat iman bisa membuat emosi jiwa dan tanpa sadar bisa mengumpat orang dengan kata-kata kotor.

Hal ini yang saya alami saat berangkat beraktifitas. Seperti biasa saya berangkat pagi-pagi sekali untuk menghindari macet. Dengan mengendarai sepeda motor saya melaju di jalan-jalan tikus (gang). Sampai di salah satu ruas jalan menuju Bintaro, terjadi kemacetan panjang di dalam gang. Ini sesuatu yang mustahil sebenarnya. Mengingat jalan yang saya lalui satu arah.

Saya pun penasaran ingin tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Dan benar, rupanya di depan motor dan motor berhadapan tanpa bisa bergerak satu sama lain. Seorang bapak setengah baya dari posisi sebelah dalam menegur pengendara motor yang datang dari arah depan.

"Mas! Ini tuh satu arah. Kenapa Masnya masuk dari sini. Jadinya kan bikin macet. Gak bisa maju yang dari dalam."

Bukannya meminta maaf eh si mas yang ditegur malah sewot.

"Suka-suka Pak! Toh ini bukan jalanan nenek moyang lo!" teriak si pengendara motor itu.

Astagfirulloh! Saya kaget mendengar si mas yang notabene anak muda bisa berkata seperti itu terhadap orang tua. Syukurnya si bapak hanya geleng-geleng kepala. Jika si bapak menyahut lagi, kemungkinan besar terjadi keributan.

Dengan sabar mau tak mau saya menikmati kemacetan ini. Sampai akhirnya tiba juga di ujung jalan. Di depan tampak seorang petugas pengatur jalan. Sekilas saya lirik jalanan yang saya lalui. Terlihat rambu perboden besar-besar terpasang di sana. Tetapi si petugas diam saja melihat beberapa motor dengan santainya memasuki jalan itu. Saya pun dengan gemas menegur petugas tersebut.

"Mas! Ini kan perboden. Kenapa motor-motor itu dibiarkan masuk. Jadinya di dalam macet itu!" kata saya.

Eh, si petugas itu hanya senyum-senyum saja.

"Motor boleh masuk Mba. Yang gak boleh hanya mobil!" kata si petugas itu.

Oalah...begitu rupanya. Pantas sulit membuat masyarakat ini tertib. Peraturan yang dibuat bisa ditolerin seperti itu. Tinggal siapkan saja kantung kesabaran kita sepenuhnya. Agar tidak emosi jiwa saat berada di jalan.


#HariKeduapuluhempat
#OneDayOnePost
#CeritaPagiini

Komentar

  1. Karena pada ingin cepat dan tergesa-gesa mba. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe...iya sih. Tapi kan peraturan tetap harus ditaati biar tertib.

      Hapus
  2. Jalan macet dan ruwet ternyata bisa diolah jadi cerita yg bagus.
    Siip..

    BalasHapus
  3. betuuuul ka denik, susah diatur pula lah masyarakatnya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mahoni. Usianya lebih

Alhamdulillah Bisa Kentut

Uuupppss!!! Ini bukan bicara jorok atau kotor. Tapi hanya untuk mengingatkan. Bahwa maaf, kentut itu termasuk anugerah terindah yang patut disyukuri. Loh! Kok? Eits, jangan bengong begitu ah. Coba saja rasakan ketika kita beberapa hari ternyata enggak bisa kentut. Rasanya ini perut kembung dan enggak enak. Tapi begitu bisa kentut. Rasanya legaaaa...sekali. Bisa terbayang toh bagaimana mereka yang tidak bisa kentut atau BAB (Buang air besar) akhirnya harus ke rumah sakit untuk diambil tindakan. Maka bersyukurlah kita yang bisa kentut setiap saat. Selama ini kita mengucapkan syukur itu jika berhubungan dengan rezeki dan sesuatu yang menyenangkan.  "Alhamdulillah dagangan hari ini ludes."  Atau  "Alhamdulillah si kakak juara kelas." Sangat jarang jika mengeluarkan kentut langsung mengucap Alhamdulillah. Padahal kentut salah satu nikmat yang luar biasa.  Jadi mulai sekarang biasakan mengucap syukurnya bukan saja ketika berhubungan dengan rezeki dan gengsi.

Gaya Rambut Muslimah yang Dianjurkan

Gaya rambut seseorang biasanya mengikuti karakter diri orang tersebut. Jika ia seorang yang aktif dan energik. Maka gaya rambut yang dipilih biasanya model Demi Moore. Itu loh si cantik di film Ghost. Gaya rambut ala Demi Moore Image foto by Lifestyle Okezone Gaya rambut ala Demi Moore sempat nge-hits di jamannya. Atau gaya rambut ala Putri Diana. Mendiang istri Pangeran Charles dari Inggris ini tetap cantik dan anggun meski berambut pendek. Gaya rambut ala Putri Diana Image foto by pinteres Bagi orang yang memiliki rambut panjang disebut sebagai orang yang sabar. Karena memiliki rambut panjang memang butuh kesabaran. Terutama dalam hal perawatan. Image foto by tagged.com Sementara orang yang menyukai gaya rambut pendek disebut sebagai orang yang tidak sabaran. Ingin serba cepat dalam bertindak. Tentu orang yang seperti ini tidak akan sabar kalau harus merawat rambut. Itu semua pendapat yang saya yakini ketika belum berhijab. Setelah berhijab dan mengetahui