Jalanan itu ibarat tempat uji kesabaran. Berbagai tingkah polah orang bisa kita jumpai di jalan. Yang jika tidak kuat-kuat iman bisa membuat emosi jiwa dan tanpa sadar bisa mengumpat orang dengan kata-kata kotor.
Hal ini yang saya alami saat berangkat beraktifitas. Seperti biasa saya berangkat pagi-pagi sekali untuk menghindari macet. Dengan mengendarai sepeda motor saya melaju di jalan-jalan tikus (gang). Sampai di salah satu ruas jalan menuju Bintaro, terjadi kemacetan panjang di dalam gang. Ini sesuatu yang mustahil sebenarnya. Mengingat jalan yang saya lalui satu arah.
Saya pun penasaran ingin tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Dan benar, rupanya di depan motor dan motor berhadapan tanpa bisa bergerak satu sama lain. Seorang bapak setengah baya dari posisi sebelah dalam menegur pengendara motor yang datang dari arah depan.
"Mas! Ini tuh satu arah. Kenapa Masnya masuk dari sini. Jadinya kan bikin macet. Gak bisa maju yang dari dalam."
Bukannya meminta maaf eh si mas yang ditegur malah sewot.
"Suka-suka Pak! Toh ini bukan jalanan nenek moyang lo!" teriak si pengendara motor itu.
Astagfirulloh! Saya kaget mendengar si mas yang notabene anak muda bisa berkata seperti itu terhadap orang tua. Syukurnya si bapak hanya geleng-geleng kepala. Jika si bapak menyahut lagi, kemungkinan besar terjadi keributan.
Dengan sabar mau tak mau saya menikmati kemacetan ini. Sampai akhirnya tiba juga di ujung jalan. Di depan tampak seorang petugas pengatur jalan. Sekilas saya lirik jalanan yang saya lalui. Terlihat rambu perboden besar-besar terpasang di sana. Tetapi si petugas diam saja melihat beberapa motor dengan santainya memasuki jalan itu. Saya pun dengan gemas menegur petugas tersebut.
"Mas! Ini kan perboden. Kenapa motor-motor itu dibiarkan masuk. Jadinya di dalam macet itu!" kata saya.
Eh, si petugas itu hanya senyum-senyum saja.
"Motor boleh masuk Mba. Yang gak boleh hanya mobil!" kata si petugas itu.
Oalah...begitu rupanya. Pantas sulit membuat masyarakat ini tertib. Peraturan yang dibuat bisa ditolerin seperti itu. Tinggal siapkan saja kantung kesabaran kita sepenuhnya. Agar tidak emosi jiwa saat berada di jalan.
#HariKeduapuluhempat
#OneDayOnePost
#CeritaPagiini
#OneDayOnePost
#CeritaPagiini
Karena pada ingin cepat dan tergesa-gesa mba. Hehe
BalasHapusHehehe...iya sih. Tapi kan peraturan tetap harus ditaati biar tertib.
HapusJalan macet dan ruwet ternyata bisa diolah jadi cerita yg bagus.
BalasHapusSiip..
Terima kasih atas kunjungannya ya Mas.
Hapusbetuuuul ka denik, susah diatur pula lah masyarakatnya.
BalasHapusIya...jadi gregetan toh!
HapusDisana dilatih kesabaran....
BalasHapusWah, pemudah macam apa itu? Hehe
BalasHapus