"Salatnya nanti saja pas di rumah. Keburu kok. Baru juga azan. Satu jam perjalanan ke rumah. Paling jam 1-an sampai. Masih keburulah untuk salat."
Kata-kata yang tanpa disadari pernah Anda, saya dan kita semua ucapkan. Sepele saja sebenarnya. Tetapi siapa bisa menduga apa yang terjadi dengan sang waktu saat itu?
Dokpri
Perjalanan yang biasanya bisa ditempuh dalam waktu 1 jam, ternyata molor sampai berjam-jam akibat truk yang mogok di tengah jalan. Macet parah tak terhindarkan. Maju enggak bisa mundur apalagi. Akhirnya kendaraan yang kita tumpangi berhenti berjam-jam di sana.
Salat zuhur terlewat, salat ashar enggak tertangkap karena sudah hampir magrib baru tiba di rumah. Sudah sia-sia apa yang kita kerjakan hari itu. Dosa pula karena menunda salat. Syukurnya hanya macet. Kalau terjadi kecelakaan yang membuat kita tiada. Bagaimana coba pertanggungjawaban kepada Sang Pencipta? Audzubillah min dzalik.
"Nak, tolong belikan ibu nasi uduk ya sepulang sekolah nanti. Jadi jangan mampir-mampir dulu."
Permintaan sederhana seorang ibu. Namun kerap disepelekan oleh permintaan teman sekolah yang minta di antar ke toko buku. Atau tidak bisa menolak ajakan teman untuk nongkrong sebentar di sekolah.
Ketika dikabari supaya segera pulang karena ibu terjatuh dari kamar mandi dan kini sedang koma, barulah menangis penuh penyesalan. Saat si ibu tak tertolong lagi, apa tidak menyesal seumur hidup? Karena mengabaikan permintaan ibu yang ternyata permintaan terakhir.
Dari dua kisah di atas. Betapa waktu tak bisa diduga. Oleh karena itu jangan pernah bermain-main dengan waktu. Hargai waktu agar tak berlalu dengan sia-sia. (EP)
"Nak, tolong belikan ibu nasi uduk ya sepulang sekolah nanti. Jadi jangan mampir-mampir dulu."
Permintaan sederhana seorang ibu. Namun kerap disepelekan oleh permintaan teman sekolah yang minta di antar ke toko buku. Atau tidak bisa menolak ajakan teman untuk nongkrong sebentar di sekolah.
Ketika dikabari supaya segera pulang karena ibu terjatuh dari kamar mandi dan kini sedang koma, barulah menangis penuh penyesalan. Saat si ibu tak tertolong lagi, apa tidak menyesal seumur hidup? Karena mengabaikan permintaan ibu yang ternyata permintaan terakhir.
Dari dua kisah di atas. Betapa waktu tak bisa diduga. Oleh karena itu jangan pernah bermain-main dengan waktu. Hargai waktu agar tak berlalu dengan sia-sia. (EP)
#Day18
#ODOP
#Teknologi
#EstrilookCommuunity
Keren. Tulisannya ngena bgt.
BalasHapusKalau berkenan mohon krisannya dong kak untuk tulisanku di Cerita Alister N. Makasih 🙏🙏
Terima kasih ya atas kunjungannya. Salam.
HapusMenunda-nunda perbuatan baik memang tidak baik ya. Apalagi bila itu urusan solat. Jadi menohok dan mengingat diri sendiri
BalasHapusHihihi... iya Mba. Terima kasih atas kunjungannya.
HapusGood luck kk, sukses selalu
BalasHapusTerima kasih. Salam
HapusNgalamin sendiri waktu nunda solat, ceritanya sama kejebak macet dan nyasar dikuburan malam malam
BalasHapusWow...serem sekali sampai ke kuburan. Btw terima kasih ya atas kunjungannya. Salam.
HapusAku juga suka deg-degan kalau kena macet. Apalagi kalau susah cari tempat sholat. Duuuh... Deg-degan parah. TaTakut gak keburu
BalasHapusBenar Mba. Rasanya kedubrakan kalau belum salat dalam kondisi macet. Btw terima kasih ya Mba atas kunjungannya. Salam.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus