Langsung ke konten utama

Freelance is My Way

Kalau bicara profesi atau pekerjaan saat ini, dengan mantap saya akan menjawab freelance. Meskipun masih banyak yang melonggo.

Picture by pixabay


“Apaan tuh freelance?”

Eh, benar loh. Ketika saya katakan sebagai freelance, ada yang jelas-jelas bingung gitu. Ya, paling saya katakan dengan singkat. Pekerja lepas. 

Sebelum memutuskan menjadi freelance, saya mengajar play group dan les privat dari rumah ke rumah. Full dari Senin-Jumat, dari pagi sampai malam. Karena memang murid lesnya lumayan banyak. 

Hal tersebut berlangsung dari tahun 2002-2019. Pertengahan tahun 2019 saya sudah tidak menerima murid les lagi. Jadi menyelesaikan sampai tuntas murid yang lama saja. Sisa waktunya saya fokuskan untuk menerima job menulis dan liputan. 

Kegiatan menulis dan ngeblog sudah ditekuni sejak akhir tahun 2015. Tapi belum menerima job menulis. Masih memperbanyak jam terbang dengan mengikuti berbagai lomba. Setelah berhasil memenangkan beberapa lomba barulah mulai memikirkan tawaran endorse dan job menulis yang datang.

Nah, tahun 2019 itulah akhirnya saya benar-benar fokus untuk ngeblog dan menulis buku serta tugas liputan. Bagaimana dengan mengajar lesnya? Secara umum sudah tidak lagi. Tapi secara khusus jika ada permintaan dari orang tua murid yang anaknya butuh bimbingan, maka akan saya bantu. Jadi hanya satu atau dua orang anak saja.

Selebihnya semua pekerjaan dilakukan dari rumah. Kecuali ada tugas liputan di dalam atau di luar kota. Sesekali ada tawaran untuk menjadi Tour Guide. Mendampingi anak-anak sekolah study tour ke museum. Hal tersebut terkait dengan aktivitas saya sebagai sahabat museum.

Atau melakukan riset keberbagai tempat terkait sejarah. Karena saya sempat tergabung dalam tim penulis sejarah di kota tempat saya tinggal. Jadi kalau ditanya profesinya apa bingung sendiri. Semua diembat... hahahaha.

Sebenarnya bukan semua pekerjaan diambil. Tapi yang sesuai dengan minat dan hobi. Kalau dulu ketika masih terikat dengan aturan di sekolah. Mana bisa menerima tugas liputan. Padahal pengin sekali. Kecuali hari Sabtu atau Minggu.

Kalau kepingin sekali ikut liputan dan tidak enak menolak tawaran, biasanya saya ijin tidak mengajar dengan berbagai alasan. Itu pun sesekali. Tidak enak juga kalau terus-terusan. 

Setelah free, waktunya lebih bebas. Tidak terikat. Bisa menerima job apa saja. Termasuk keluar kota. Tentu saja selama tidak bentrok dengan jadwal lain. Nah, bentrok jadwal inilah sisi tidak enaknya freelance. Sebab biasanya nih job tersebut yang disukai semua. Menjadi tour guide dan liputan keluar kota. Tawaran menarik bukan?

“Jadi sebenarnya kerjaan Lo tuh apa, Den?”

Tergantung diposisi mana saya berada saat itu? Kalau didaulat mendampingi anak sekolah keliling museum, I am tour guide. Kalau sedang didaulat menjadi pembicara terkait buku, I am author. Kalau mendapatkan tugas menulis di blog, I am blogger. 

Banyak ya profesinya? Ini bukan karena hebat loh ya? Tapi karena rezekinya dari sana. Nah, biar tidak mbingungin orang praktisnya saja saya katakan sebagai freelance. Begitulah. (EP)

#BPNRamadan2022
#Day18

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Dari Dekat Para Pengisi Suara Animasi "Doraemon"

DORAEMON. Salah satu film animasi yang cukup populer di Indonesia. Merupakan judul sebuah manga dari Jepang karya Fujiko F. Fujio. Terbit pertama kali pada Desember 1969. Doraemon adalah sebuah robot musang yang datang dari abad ke-22. Doraemon dikirim untuk menolong Nobita. Seorang anak kelas 5 Sekolah Dasar yang sangat pemalas. Tujuannya agar keturunan Nobita dapat menikmati kesuksesan di masa depan, tidak menderita akibat sifat pemalas Nobita. Dalam cerita ini Nobita suka lalai dan tidak mau mendengarkan apa kata Doraemon. Sehingga benda-benda dari Doraemon yang gunanya untuk membantu dan mewujudkan keinginan Nobita, kerap jatuh ke tangan teman-temannya yang usil. Kekacauan pun terjadi karena ulah teman-temannya. Gian, Shizuka, dan Suneo adalah tokoh-tokoh sentral dalam cerita ini. Anime Doraemon dan kawan-kawan        Di Indonesia anime Doraemon dikenal sejak 13 November 1988 sampai sekarang. Disiarkan oleh stasiun tel...

Layar Tancap Dalam Kenangan

Pada suatu hari ketika saya melewati sebuah perkampungan yang sedang menggelar hajatan, ada sebuah pemandangan yang tiba-tiba menggelitik hati. Yaitu layar tancap (layar tancep). Sesuatu yang sudah jarang sekali ditemukan. Apalagi di zaman sekarang.  Dokumen pribadi Padahal beberapa tahun yang lalu layar tancap pernah menjadi primadona masyarakat. Terutama masyarakat kalangan menengah ke bawah. Dahulu dalam setiap acara hajatan terutama jika masyarakat Betawi yang menggelarnya, layar tancap menjadi sebuah hiburan yang ditunggu-tunggu. Semacam tren mark yang tak boleh dilewatkan. Bahkan bisa menaikkan gengsi si pemilik hajat, bila dilihat dari jenis layar tancap yang disewa. Mabak. Itu salah satu jenis layar tancap yang dianggap paling bagus. Dari tampilan di layar, kejernihan suara dan kualitas gambar yang baik, mabak memang berbeda. Oleh karena itu harga sewanya konon mahal. Tak heran bila si empunya hajatan lantas disebut sebagai orang yang mampu. Sekitar tahun 1990-an ke...

Misteri Pohon Besar di Kalibata City Apartement

Saat saya sedang berjalan-jalan di Kalibata City Apartment, Jakarta Selatan. Pandangan saya tertarik pada sebuah pohon besar di samping belakang apartement. Ukuran pohonnya memang besar sekali. Pikir saya. ”Kenapa tidak ditebang? Bisa bahaya kalau roboh.”  Dokumen pribadi Saya pun iseng menanyakan hal tersebut kepada kawan yang sudah lama tinggal di sana. Jawabannya sungguh membuat merinding bulu kuduk.  “Gak ada yang bisa menebang pohon tersebut. Karena banyak penunggunya. Setiap malam ada saja yang melihat penampakan-penampakan dibawah pohon itu.”  Hiiii...Seram juga ya, pikir saya. “Makanya ada semacam meja kecil diatas pohon itu. Untuk tempat sesajen. Biar penunggunya gak mengganggu orang-orang di sini,” papar kawan saya. Diam-diam ada rasa penasaran dalam hati saya. Seperti apa sih pohon itu jika dilihat dari dekat?  Maka saya pun mendekati pohon tersebut. Memang besar sekali. Terlihat dari batangnya yang besar dan tinggi. Nama pohonnya ternyata pohon mah...